Saya jadi membayangkan masjid yang dibakar itu dibangun kembali lengkap dengan perangkat otomatis anti huru-hara, misalnya gas air mata yang ditembakkan jika ada pelemparan ke masjid terdeteksi sensor, semprotan fire extinguisher manakala api atau asap terdeteksi, parit keliling yang cukup lebar buat piara piranha, boleh juga ditambah peluru karet, ketapel bila perlu.
Tetapi itu cuma bayangan imajiner saja, saya tak menyarankan untuk membangun masjid yang tidak ada contohnya di jaman rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam karena takut menjadi fitnah yang lebih besar mengingat kejahilan kita tentang perpolitikan di daerah konflik tersebut.
Kita tidak ingin mencelakakan orang dengan peranti self defence tersebut, akan tetapi merasa sangat terganggu dengan gangguan mereka yang menghalangi manusia dari beribadah pada Allah subhanahu wata'ala. Wallahu a'lam.