Shallow artinya menghakimi alias ngejudge orang lain dengan ukuran perut sendiri. Sering anda dengar tentunya ucapan orang barat tentang kata ini dalam menilai orang lain,
shallow itu sendiri artinya secara literal ialah air yang dangkal. Orang yang dangkal (dalam hal ini umumnya yang dimaksud ialah pikirannya) biasanya mengukur orang lain dengan ukuran perut sendiri.
Suatu ketika, ada seorang ibu rumah tangga, sekaligus majikan, memarahi pembantunya yang mengambilkan nasi terlalu banyak untuk anaknya yang masih kecil dan memang anak kecil itu dimana-mana makannya sulit. Si nyonya majikan itu berkata pada anaknya, "Makanya, kalau ambil nasi itu ambil sendiri, minta orang lain yang mengambilkan, ya dia ngukur pake perutnya sendiri!".
Yang dimaksudkan dia adalah pembantunya itu kalau mengambil makanan ya sangat banyak, karena porsi perutnya besar, dan dengan ucapan tersebut dia pun jatuh ke dalam shallow, bahwa dia menilai pembantunya itu sama dengan dia. Padahal di Jawa adatnya orang itu jika mengambilkan untuk orang lain memang banyak, sebagai pertanda kemurahan hati, bukan ukuran perutnya sendiri, soalnya kalau mengambil untuk sendiri malah sedikit sekali.
Tapi emang susah ngobrol dengan
orang yang dangkal. Minimal, dengan sekelumit kisah di atas, bisa membuka wawasan kita, agar tidak selalu mengukur orang lain dengan ukuran perut sendiri, sebagaimana ujar-ujar dari negeri china, seorang budiman memandang orang lain adalah orang berbudi. Sementara orang hina, memandang orang lain sama nista dengannya.